Huawei vs. AS Bisa Berimbas ke MediaTek
(Foto: Unsplash)
Suami Pemalas -- Pemerintah AS mengatakan pada Senin (17/8) bahwa tidak akan ada perusahaan global yang diperbolehkan menjual komponen semikonduktor yang menggunakan software dari AS atau peralatan tanpa lisensi selama Huawei terlibat di dalam bisnis tersebut.
Dari sini, banyak pengamat yang mengatakan dominasi perangkat asal AS di beberapa segmen produksi chipset dapat berdampak pada tools yang mendukung jaringan 5G dan bisnis ponsel pintar dari Huawei.
Terlepas dari itu, para analis juga berpendapat, akan ada beberapa perusahaan teknologi ternama akan terkena dampak dari ‘permusuhan’ antara Huawei dan pemerintah AS.
Yang jelas, produsen chipset MediaTek diprediksi menjadi korban pertama.
Produsen chip asal Taiwan itu dikenal kerap membantu brand ponsel pintar China yang ingin melengkapi produknya dengan solusi chip mudah dipakai. Mengutip Ars Technica, saham MediaTek turun sekitar 10 persen di bursa pada Selasa (18/8). Ke depannya, tak ayal jika MediaTek akan menghadapi dampak lain, khususnya aspek bisnis.
Padahal, sempat ada kabar bahwa Huawei telah berencana untuk mengubah chip prosesor ponselnya dari buatan sendiri yakni Kirin, ke MediaTek.
“MediaTek akan menghadapi dampak dari perseteruan ini, meski perusahaan ini masih diimbangi oleh sebagian 38 persen sahamnya ke vendor lain,” ungkap analis Credit Suisse, Randy Abrams.
Analisis lainnya juga menyebut bahwa bisnis ponsel Huawei sangat mungkin hilang di masa depan jika persoalan komponen chipsetnya dibatasi.
“Jika Huawei tidak bisa membeli chipset untuk perangkat ponselnya, bisnis ponsel perusahaan ini mungkin akan lenyap,” ungkap analis Edison lee dari Jefferies.
Sebelumnya, Biro Industri dan Keamanan AS (US BIS) yang berada di bawah naungan Departemen Perdagangan mengumumkan bahwa mereka akan semakin memperluas larangan Huawei agar tidak bisa mengakses chipset buatan AS.
Berdasarkan pernyataan pihak US BIS, Huawei selama ini mengakali larangan tersebut dengan membeli komponen asal AS melalui perusahaan pihak ketiga. Nah, gara-gara Departemen Perdagangan AS bersiap untuk memblokir 38 perusahaan yang terafiliasi dengan Huawei di 21 negara.
Mengutip berbagai sumber, perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Huawei tersebut dipercaya beroperasi di luar China, termasuk pusat desain dan Huawei Cloud. Tak lupa pusat pengembangan dan riset (R&D) yang berada di Eropa.
Sumber : uzone.id
Posting Komentar
Posting Komentar